Rabu, 03 Februari 2016

Gaya Minimalis: Sederhana, Fungsional, dan Indah

Desain minimalis menjadi salah satu gaya arsitektur favorit di Indonesia. Bentuknya yang sederhana tanpa menghilangkan nilai estetika dan mampu menghemat ruangan, membuatnya digandrungi oleh mereka yang menginginkan hidup yang praktis.
Gaya arsitektur minimalis mulai dikenal pada 1920 silam. Pada awalnya, gaya ini muncul sebagai salah satu bentuk protes terhadap beberapa aliran arsitektur terdahulu yang dianggap boros dari sisi biaya, penggunaan material, waktu pengerjaan, penggunaan ruang, maupun perawatan.

Rumah minimalis, dengan menampilkan bukaan untuk penghawaan 


 Untuk itu, konsep minimalis mengutamakan fungsi penggunaan bahan bangunan dan aksesori secara lebih maksimal, serta menghindari pemakaian ornamen secara berlebihan—dikenal dengan istilah “ornament is a crime”.
Bentuk ruang yang dianggap paling fungsional dan efisien untuk aktivitas adalah kotak atau persegi panjang yang menghasilkan ekspresi fasad (tampilan) bangunan berbentuk kubisme (box).
Bangunan juga ditampilkan dengan sederhana sesuai fungsi dan penggunaan material diekspos apa adanya. Para penganut gaya minimalis percaya bahwa keindahan sebuah bangunan akan lahir sendiri dari kesederhanaannya atau “less is more”.
Tokoh yang berperan penting dalam memopulerkan desain minimalis adalah Louis Sullivan, Le Corbusier, Ludwig Mies Van de Rohe, dan Frank Lloyd Wright. Mereka dianggap berhasil memberi warna dan pengaruh perubahan menuju konsep kesederhanaan yang menjadi tujuan utama dari desain rumah minimalis yang melahirkan paham “form follow function” atau bentuk mengikuti fungsi.
Salah Kaprah Desain Minimalis
Di Indonesia, desain rumah minimalis berkembang pesat pasca-era kejayaan gaya mediterania dan klasik. Ironisnya, masyarakat banyak yang tidak memahami makna dan tujuan konsep desain minimalis. Kebanyakan hanya meniru konsep desain minimalis yang diterapkan di Eropa dan Amerika.
Banyak yang tak menyadari Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat berbeda negara-negara Eropa dan Amerika yang memiliki empat musim. Ujung-ujungnya, penerapan gaya minimalis justru menimbulkan pemborosan biaya.
Misalnya, sistem pencahayaan rumah. Di Eropa, untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal, jendela rumah minimalis dibuat lebih besar dan tidak dilengkapi kanopi. Jika hal ini diterapkan di Indonesia, bisa menyebabkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan secara berlebihan, yang bisa membuat perabot cepat rusak atau hawa ruangan menjadi panas.

  


disain minimalis, kurangnya bukaan, sehingga harus mengadakan AC untuk penghawaan.

Disamping sistem pencahayaan, juga sistem penghawaan. Dengan iklimnya yang tropis di Indonesia, harusnya dibuat bukaan-bukaan yang memadai sehingga sirkulasi udara dapat maksimal. Kenyataannya hampir semua disain minimalis di Indonesia, utamanya di Jabidetabek, tidak menerapkan adanya bukaan-bukaan untuk penghawaan alami. bahkan cenderung membentuk ruang tertutup tanpa penghawaan alami. Sehingga harus memasang AC (air conditioner), yang dengan demikian tujuan konsep disain minimalis tidak tercapai, bahkan cenderung boros dari biaya bulanan.
Penyesuaian desain minimalis juga dilakukan di bagian atap. Jika di Eropa menggunakan atap datar dari dak beton, di Indonesia diganti menggunakan atap pelana atau limasan yang ditutup genteng.
Kesimpulannya, desain minimalis yang berkembang harus disesuaikan dengan iklim setempat, agar tak lari dari prinsip dasarnya yang sederhana, efisien, indah, ekonomis dan nyaman dihuni.
Sumber : Rumah.com

Kiat Cerdas Manfaatkan Area Bawah Tangga


Bagi Anda yang memiliki rumah bertingkat, semua sudut ruang tentu harus digunakan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan Anda akan ruang. Namun tak jarang beberapa orang malah mengabaikan salah satu area yang justru sangat berguna. Yaitu ruang bawah tangga!
Tangga yang menjadi penghubung antar ruangan secara vertikal memang selalu menyisakan space di bagian bawahnya. Jika luas bangunan pada rumah Anda memadai, tentu ruang tambahan tak terlalu dibutuhkan. Tetapi pada lahan yang sempit, area bawah tangga yang dibiarkan kosong membuat kesan mubazir.
Padahal jika Anda mau meluangkan waktu untuk menata ulang kembali, bagian rumah yang satu ini bisa dijadikan ruang ekstra, lho! Seperti apa caranya? Simak ide-ide menarik berikut ini yang dikutip dari houseandhome.com.
Kiat Cerdas Manfaatkan Area Bawah Tangga
picture-1
picture-2
Anak tangga rupanya bisa dijadikan laci tambahan untuk pakaian, sendal atau sepatu Anda. Dan seketika, kesan berantakan pun langsung dapat dihindari. Perlu diingat, cara yang satu ini hanya bisa diterapkan bila tangga di rumah Anda menggunakan material kayu.
picture-3
Sayangnya, tidak semua barang-barang dapat dilipat dan disembunyikan dengan rapi. Untuk itu, masukkan barang berukuran besar seperti perkakas rumah tangga di unit penyimpanan rahasia, yang bisa diaplikasikan pada area bordestangga.
picture-5
picture-6
Selain laci di anak tangga, ruang kosong di bawah tangga juga dapat dimanfaatkan sebagai rak buku atau perpustakaan. Anda bisa menghubungi pengrajin furnitur untuk merancangnya, atau bahkan melakukannya sendiri. Selain menarik dan inovatif, rak buku bawah tangga juga mampu menambah tampilan interior rumah Anda.
Agar semakin menawan, tempatkan sebuah meja kecil lengkap dengan kursi bergaya minimalis, yang ukurannya sudah disesuaikan dengan ruang bawah tangga. Jangan lupa tambahkan beberapa hiasan meja seperti vas bunga atau aksesoris lain yang senada dengan warna dan ukuran meja.
picture-7
Bingung mencari ruang untuk meletakkan kumpulan aksesoris rumah kesayangan Anda? Buatlah sebuah rak dengan sudut dan pola geometris, lalu tata mereka kedalamnya. Ide lainnya, manfaatkan ruang bawah tangga sebagai gudang tambahan untuk menyimpan berbagai barang tak terpakai. Hasilnya, ruangan akan terasa lega dan rapi dengan lemari penyimpanan berpintu tertutup. Barang-barang yang tadi terlihat berantakan, kini tidak tampak lagi.
Inspirasi menarik di atas juga berguna bagi Anda yang tengah mencari rumah bertingkat yang dijual di kawasan penyangga Jakarta, seperti Bekasi, atau bahkan di kota lain seperti Bandung dan Surabaya. Setelah sukses membeli rumah dengan tangga di dalamnya, pastikan Anda menerapkan cara di atas! Selamat bereksplorasi!
disadur dari Sumber : Rumah.com